Selasa, 29 Oktober 2013

cerpen

 senyum dari dhika
     
Sore ini sangat dingin di tambah lagi hujan terus mengguyur tak habis-habisnya, membuat siapapun malas untuk beraktivitas. Tapi aku tetap tegar menunggu angkot di halte ini. Sudah sekitar 2 jam aku menunggu angkot. Di kejauhan terlihat mobil yang sedang menerobos hujan dan berhenti di depanku. Ternyata itu adalah dika , dia adalah orang terkeren di kampus. Dia sering muncul ketika aku membutuhkan pertolongan. Dan dia selalu pergi sebelum aku mengucapkan kata terima kasih. Sampai saat ini dika masih single mungkin karena dia sangat dingin terhadap sosok wanita. Dika menyuruhku naik dan aku pun naik , d sepangjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali antara aku dengannya.
     Tapi di sela perjalanan dika memberikan jaketnya untukku , mungkin dia menyadari bahwa aku sedang kedinginan. Setelah sampai aku bergegas masuk rumah. Yah hal ini terulang kembali dia pergi tampa mendengar ucapan terima kasih dariku. Dan yang lebih memperihatinkan lagi dia sering meninggalkan barangnya padaku contohnya yah jaketnya ini , tapi semoga ini adalah barang terakhir yang ia tinggalkan untukku. Karena sudah banyak barangnya yang ada padaku. Di saat ku ingin mengembalikannya pasti ada saja halangannya. Sepertinya tuhan punya rencana lain mengapa aku di jadikan penitipan barang seperti ini. Tapi sahabatku malah merasa bangga padaku Cuma karena dika selalu meninggalkan barangnya padaku . yah barang dika orang paig di incar di kampus meski dia sangat cuek tapi itulah yang paling membuat para mahasiswa di kampus makin tergila-gila padanya . Senin 21 november Aku mendapat sebuah pesan singkat dari seseorang , dan mengajakku untuk beremu. Awalnya aku tak sama sekali menghiraukannya tapi setelah ada pesan singkat yang ke dua kalinya dan mencantumkan nama DIKA , aku jadi mau dan segera mengganti pakaianku. @taman Sudah satu jam aku menunggu kedatangan dika tapi sepertinya dia tak akan datang. Senyum yang sedari tadi menghiasi wajahku kini perlahan memudar tapi aku mencoba untuk tetap menunggunya. Karena sejak dulu aku memang sering bahkan sangat sering menunggu. Di awali dengan aku yang sering menunggu chery untuk berangkat kuliah bersama sepulang kuliah pun seperti itu. Dan terakhir aku menunggu senyum dari dika lelaki idamanku , sekaligus idaman para mahasiswi ,penjaga kantin, bahakan dosen. Perlahan hujan turun membasahi bumi seakan tau isi hatiku saat ini , entah dari mana datangnya anak kecil yang tiba-tiba memberikanku sebuah payung dan menyarankanku untuk segera pulang karena orang yang ingin menemuiku tak akan datang. Tapi aku malah bersih keras untuk tetap tinggal di tempat itu , hujan makin deras tapi aku malah berusaha mencari dika di taman itu. Hingga akhirnya di sebuah danau , karena licin aku jadi terpeleset dan langsung jatuh ke danau. Aku sudah merasa pasrah saat itu. Tapi tuhan masih menyayangiku dia mengirimkan dika untuk menyelamatkanku. Kali ini aku berhail menahan dika untuk tidak pergi begitu saja setelah menyelamatkanku “ ka kamu kenapa buat aku menunggu seperti ini “ “ sorry” katanya dingin tampa menatapku sedikitpun lalu meninggalkanku sendiridi tepi danau itu. Tak lama kemudian dia kembali datang membawakanku payung yang tadi ku tinggalkan di kursi taman. Dia hanya meletakkan payung itu di sapingku lalu kembali pergi .( oh tuhan semoga aku bisa melihat hiasan senyum di bibirnya serta tatapan mata penuh kasih darinya ) . sejak dulu aku selalu berharap mendapat senyum darinya tapi itu terasa tidak mungkin terjadi karena dia lebih dingin dari es dan tatapannya lebih tajam dari pisau. Tapi sampai sekarang aku tak pernah berhenti berharap untuk mendapatkannya. @ kantin Aku kali ini duduk seorang diri di kantin tampa kehadiran chery karena dia sedang sakit. “ddddddooooooorrrrrrrrr” teriak iwan membuatku hampir stroke muda “ kamu paling senang yah liat aku kaget kayak gini” ucapku marah namun masih dengan nada lembut “sorry yah “ ucapnya lalu duduk menemaniku , aku tidak tau siapa yang dengan sengaja menyenggolku sampai aku menumpahkan menumpahkan minuman ke baju iwan . terpaksa iwan pergi ke wc. Sudah sekitar 20 menit iwan tak juga kembali, aku mencoba menyusulnya ke wc. Ternyata wc nya terkunci “ kok bis ayah wcnya jadi terkunci seperti ini “ omelku lalu mebuka wc itu. Di dalam wc itu sudah terdapat iwan yang sudah pingsan layaknya orang yang sudah tewas karena di dalam wc itu juga terdapat banyak tikus. Aku jadi berlari menuju ruangan dosen lalu mengadu tapi dosen itu malah bergegas pergi. Terpaksa aku kembali ke wc tpi anehnya iwan sudah tidak ada hilang bagai di telan bumi “ lebih baik aku pulang saja dari pada lama-lama tinggal di sini” tapi serasa ada sebuah tangan yang menarikku “ dhika” ucapku kaget “ iya ini aku” ucapnya masih dingin “ pipi kamu kenapa biru” tanyaku “ kamu tau lah urusan laki-laki, aku mau tau sebenarnya keinginan kamu itu apa “ jawab dan tanyanya “ maksudnya “ tanyaku bingung “ susah yah kalo bicara sama orang bodoh” balasnya ketus dan kembali meniggalkanku sendiri lagi Entah kenapa hari ini bersemangat sekali sampai mata pelajaran yang tidak aku sukai menjadi suka , benar-benar aneh. Buku diary ku hilang padahal sebelum keluar kelas aku hanya menyimpannya di laci mejaku “ cher apa kamu lihat dimana diaryku?tanyaku “ tidak memangnya kamu simpan dimana?”jawab dan tanya chery Aku segera keluar kelas untuk mencari diaryku , tak ku sadari aku sudah berada di luar dekat jalan raya. Di seberang jalan terlihat dhika berdiri sambil membuka lembaran buku yang ia pegang. “ oh tidak itu adalah diaryku “DHIKA” Teriakku, dika menoleh, tatapan tajam itu kembali ia perlihatkan , dia berjalan perlahan menuju ke arahku. Namun di saat dia berada di tengah jalan ada sepeda motor yang menabraknya “dhika” teriakku sangat histeris. Aku menuju tempat dimana dhika terbaring lemah dan tak berdaya sambil masih memegang buku diaryku. Untuk pertama kalinya dan mungkin juga terkhir kalinya aku melihat senyum manis di bibirnya dan tatapannya yang mampu meneduhkan hati. Dan dhika mengucapkn 3 kata yng tak mungkin bisa aku lupa “ I LOVE YOU “ ucapnya , lalu mata indah senyum manisnya seketika itu hilang. Kepergian dhika membuatku sangat terpukul. Meski aku sudah melihat senyum dan pandangan matanya yang indah aku masih merasa sedih bahkan aku menyesal telah menginginkan semua itu. Andaikan waktu dapat membawaku ke masa lalu aku tak akan pernah berharap tapi aku akan tetap mengaguminya sebagai dhika yang dingin. Karena lebih baik aku tak mendapat senyumnya. Daripada aku harus kehilangan dia untuk slamanya .

0 komentar:

my dreams © 2008 Por *Templates para Você*