Tiada
guna lagi
Hubungan
yang aku jalani bersama Rico kini kandas sudah. Aku tak tau sebenarnya apa salahku sampai ingin
mengakhiri semuanya . Tampa sebab dan alasan yang pasti . Tapi aku bersyukur
tuhan telah menjauhkanku dari orang-orang yang memang seharusnya tidak kumiliki
& untung saja aku bisa langsung bangkit tampa uluran tangan dari orang lain
@Angkot
“ Vi,
kok bisa sich kamu putus ma Rico?” tanya Ita
“ Emang
salah yah “ jawabku sekenanya
“ Tapi
kan kalian sudah setahun pacaran “
“ Mau
setahun , dua tahun , atau sepuluh tahunpun itu semua bisa berakhir “ ucapku
@ Sekolah
“ Vi ,
atas nama kakakku Aku minta maaf yah”
ucap Sinta dengan wajah memelas di hadapanku
“ Itu
nggak usah di bahas lagi , lagian dunia nggak mungkin kiamat kalo aku putus ma
dia “
Tet………………tet……………..
Kami
berdua langsung masuk ke kelas , duduk manis sambil menunggu pak Edo , guru
sejarah paling ganteng seantero sekolahan ( lebay )
Pelajaran
berlangsung dengan aman dan tertib .
@Pulang
sekolah
Dengan
gaya 5L+G( letih,,lesuh,,lunglai,lapar gila)berjalan menuju gerbang.
”aaaaawwwwwaaaaaaaaaaassssssssss”
Aku
sadar & ku sudah ada di sebuah
ruangan asing , kepalaku terasa sakit ,
“ Astaga
kepalaku kenapa?” teriakku begitu histeris
Tiba-tiba
pintu terbuka & ada seseorang yang masuk entah itu siapa aku tak bisa
mengenalinya .
“ Kamu
nggak papa kan “ tanyanya padaku sambil
menempelkan tangannya di dahiku
“ Nggak
kok “ jawabku sekenanya
“Sorry
yah tadi aku nyerempet kamu sampai luka kayak gitu “ ucapnya
“ Oohhh,
jadi aku keserempet yahh,” ucapku sambil manggut-manggut
“ Iya
, & kata dokter hari ini kamu udah boleh pulang , aku antar yah “ ajaknya
“ Serius
nih “ ucapku
“ Iya
, serius”
@ Sekolah
Hari
ini sekolah di hebohkan karena pak edo akan di gantikan oleh guru baru . Semua
siswi demo memakai spanuk di depan ruang guru , mereka tidak rela pak Edo di
ganti oleh guru baru . Para guru menjadi kewalahan dengan tingkah semua siswi.
Tiba-tiba ada seseorang keluar dari
ruang guru yang sontak mebuat susana hening seketika . Salah satu guru angkat
bicara bahwa guru yang berdiri di sampingnya adalah guru yang akan menggantikan
pak Edo . Langsung saja spanduk berjatuhan di lantai semua siswi menjadi
senyum-senyum sendiri & perlahan
mereka sudah bubar.
“Sepertinya
aku mengenal orang itu “ batinku
Meski
semuanya sudah bubar aku masih saja berdiri
mematun memandangi guru itu
“ Astagaaa,
itu adalah orang yang udah nyerempet aku ,& yang lebih mengagetkannya lagi
Rico berdiri di sampingnya, mereka terlihat begitu akrab”
Aku
bergegas masuk ke kelas
@ Kelas
Di
dalam kelas semua menjadi tidak sabar untuk belajar padahal tadi mereka sangat
tidak merelakan pak Edo di ganti oleh guru lain tapi sekarang semua berbalik
180 derajat .
Saat
guru itu masuk semua pandangan tertuju padanya . Di saat dia senyum semuanya
jadi luluh , tampa sengaja mata kami bertemu segera saja aku mengarahkan
pandanganku ke arah lain & pura-pura sibuk . Pelajaran memang berjLan
lancar tapi ku sangat tidak suka , bukan dengan cara mengajar pak Rendra tapi
karena siswi lain selalu mencari perhatian padanya Hhhhhhhhhhhuuuuuufffffffffffffftttttttttt
. Setelah sejarah usai sekarang aku pergi untuk mengganti baju , sekarang
giliran olahraga yang harus ku hadapi sebelum ke tempat terindah di sekolah ini
. Seperti janji ibu Desi minggu lalu bahwa pelajaran hari ini tentang basket . Dari dulu aku tidak suka
dengan yang namanya basket . Dengan melihat bola basket aku menjadi teringat
dengan Rico . Yah gara-gara bola basket lah aku jadi bisa mengenal dia , setiap
seminggu sekali aku pasti kena bola basket .
Tapi
yang membuatku makin jengkel hari ini adalah rico menggantikan ibu Desi. Meski
Cuma satu bulan, tapi itu akan terasa sangat lama
Aku
hanya bisa memegang bola basket & menghayal entah kemana. Tiba-tiba serasa
ada tangan yang memegang tanganku dan membingbingnya untuk memasukkan bola ke
ring. Aku sudah sangat tau kalau itu adalah Rico. Cara dia memegang tanganku
masih sama seperti dulu, aku berbalik menatapnya sinis. Untung saja bel sudah
berbunyi jadi aku bisa menghentikan tatapan kejamku padanya. Tapi sebelum aku
bergegas meninggalkannya dia sudah lebih dulu mencegatku dengan memegang
tanganku
“ Vi
tunggu “
“ Ada
apa pak “ tanyaku yang sok sopan padanya
“ Aku
masih sayang ma kamu Vi , ternyata setelah mengatakan kita pisah itu, aku sadar
aku masih sangat cinta sama kamu “ ucapnya yang seakan-akan masih berharap
padaku , tapi aku segera meninggalkannya di ruang olahraga
@ Kantin
Yah
pada akhirnya aku bisa berada di surga sekolah, seperti biasa aku memesan bakso
& sebotol minuman. Tiba-tiba pak Rendra duduk di depan meja yang ku tempati
untuk makan.
“ Masih
ingat sama aku kan “ tanya pak Rendra
“Hehe,
iya pak “ ucapku
“ Emang
aku udah tua yah kamu panggil pak “ tanyanya lagi
“ Enngak
kok pak , aku kan Cuma mau ngehormatin bapak “
“ Ya
udah kalo di luar jangan panggil pak yah “
“ Sip
deh pak”
Sejak
saat itu aku menjadi akrab dengan pak Rendra & di luar kami sering bertemu
baik itu di sengaja ataupun tidak tapi kebanyakan kami sengaja bertemu di toko
buku. Karena kebetulan hobi kami sama yaitu membaca novel. Walaupun dia seorang
guru sejarah tapi dia tidak membosankan malah lebih bisa menjadi penyair
profesional , setiap kata yang terucap dari bibirnya bagai sebuah alunan indah
yang higgap di daun telinga dan tinggal di relung hati .
Hari
ini Rendra mengajakku bertemu di taman tapi setelah sampai di taman yang ku
temui malah Rico
“ Vi,
kenapa sich kalo aku mau ketemu sama kamu itu susah banget , tapi giliran Rendra
kamu cepet”
“ Yah
beda dong kamu kan bukan siapa-siapa aku lagi, Cuma sebatas murid dan guru.”
“ Tapi
sikap kamu ke Rendra itu beda “
“ Itu
karena aku suka ma Rendra dan dia juga care ma aku “
“Tapi
aku masih sayang ma kamu “
“Tapi
semuanya dah nggak ada gunanya lagi, aku dah terlanjur luka Ric jadi simpan
saja sayang kamu buat cewek yang lebih baik dari aku”
Tiada guna lagi mengharapmu untuk kumiliki
Takkan ada lagi kesempatanku untuk kembali
Seluruh cintaku ,segenggam maafku
Takkan mungkin bisa menggantikan salahku
Bagaimana lagi bila itu yang harus terjadi
Dengan besar hati ku terima semua ini
Kau buat diriku terbunuh cintaku
Apalah dayaku ini memang salahku……………..
@Toko
buku
Tampa
sengaja aku bertemu dengan Rendra
“ Vi
sorry yah bukan aku yang datang saat itu karena Rico bersih keras untuk ketemu
ma kamu , jujur aja selama ini aku punya perasaan ma kamu “
“ kok
bisa “( sok kaget padahal senengnya minta ampun )
“ iya
tapi rico dah nembak kamu duluan jadi aku lebih milih buat mundur , emang kamu
dulu nggak pernah nrima puisi dari aku yah?”
“
puisi? Jadi kamu yang slalu ngirim puisi, aku kira rico soalnya inisialnya r
dan pantesan aja rico nggak pernah ngebahas soal puisi setelah kami pacaran.”
“
aaaaaaappppaaaaaahhhhhhhhhhh! Jadi selama ini kamu ngira rico yang udah ngirim
semua puisi itu?”
“ iya,
dan alasan aku nerima dia karena puisi-puisi indah itu”
“ sekarang
kamu dah tau semuanya, kalo gitu aku boleh nanya sesuatu nggak?”
“
apa?”
“ apa
masih ada tempat di hati kamu buat aku?”
“ di
hatiku akan slalu ada tempat tapi sayangnya tempat itu sudah ada pemiliknya ,
dan sudah di kontrak untuk selamannya!”
“ siapa?”
“kamu”
“
beneran nich,” ucap rendra sambil menggenggam erat tanganku.
Akhirnya
aku bisa bersama orang yang yang menurutku bisa menjagaku dan menjaga
perasaanya padaku. Di sekolah kami memang tidak memperlihatkan hubungan kami
sebagai sepasang kekasih tapi hanya sebagai murid dan guru. Dan akhir cerita
rico kini sudah tak berani memandangku lagi. Mungkin dia sudah sadar atau sudah
lelah menungguku. Peyesalan memang datang terlambat . dari dulu aku slalu tidak
ingin mengatakan kata putus pada pacarku karena aku tak ingin menyesal di
kemudian hari , sebab penyesalan itu tak ada gunanya lagi.